PENDIDIKAN SAINS DALAM
KACA MATA IBU PERTIWI
Oleh:
Puspa Dewi
Apa
yang terbesit dalam pikiran kalian saat mendengar kata “Sains”? Bicara soal sains dapat menimbulkan tanggapan yang
beragam. Sains yang kita kenal selama ini ialah ilmu kimia, biologi, fisika dan
sebagainya. Bukan gosip lagi kalau sains menjadi “hantu” yang ditakuti oleh mayoritas
pelajar, baik itu di tingkat menengah, umum, dan bahkan di perguruan tinggi.
Sebagian orang menganggap sains hanyalah milik orang-orang yang serius, cerdas,
serta gila matematika. Persepsi-persepsi demikian mengakibatkan masyarakat umum
cenderung menggemari ilmu-ilmu lain di luar sains. Ironis sekali, disaat
negara-negara lain berusaha untuk menyadarkan masyarakatnya agar tidak “gaptek”
alias gagap iptek negara kita melalui beberapa media massa tampaknya bekerja
keras meyakinkan masyarakat agar tidak “gagib” atau gagap gaib. Salah satu
penyebab persepsi negatif tentang sains adalah bahwa ilmu tersebut seringkali
diajarkan tanpa penghayatan sehingga terasa menyebalkan. Padahal, melalui sains
kita dapat mengetahui banyak hal.
Pendidikan Sains di Negeri Ibu Pertiwi
Dalam dunia
pendidikan saat ini, wawasan yang luas sangatlah dibutuhkan dalam pendidikan.
Terutama di Negeri Ibu Pertiwi ini, negara yang sumber daya manusianya masuk
dalam 10 negara dengan berpenduduk terbanyak di dunia. Perkembangan yang sudah
sangat maju sekarang ini sangatlah membutuhkan perhatian lebih di Indonesia.
Untuk menunjang kemajuan negara dan bangsa Indonesia. Sekaligus menciptakan
generasi-generasi penerus yang berpotensi besar untuk membangun dunia. Dalam hal
ini Indonesia haruslah bisa lebih baik lagi dalam menangani pendidikan bagi
anak-anak bangsanya.
Pendidikan sains
sangatlah baik untuk proses kematangan berpikir seseorang. Sains memiliki
peranan besar untuk kemajuan dunia. Bayangkan saja jika tidak ada pemahaman
mendalam tentang sains. Ilmu tersebut tidak akan maju, sebaliknya akan
memperlambat kemajuan intelektual para generasi muda. Ilmu sains juga
berpengaruh besar terhadap kemajuan
tingkat berpikir seseorang. Dengan memperdalam ilmu sains seseorang akan
menemukan penemuan-penemuan baru yang kelak akan sangat berguna. Pendidikan
sains juga bisa dijadikan sebagai pendekatan untuk membangun moral, karakter
dan akhlak mulia seseorang.
Tahukah kalian
bahwa pendidikan sains di negara kita saat ini masih tergolong kategori lemah? Selama
ini diklat peningkatan mutu pendidikan sains dari berbagai lembaga dilaksanakan
hanya dengan pendalaman materi (konsep-konsep sains), model-model pembelajaran,
dan praktik. Sedangkan pengetahuan mengenai sains terabaikan. Berdasarkan hasil
tes PISA (Programme for International
Students Assessment), pelajar Indonesia menduduki peringkat ke-38 dari 41
negara. Hasil tes PISA menunjukkan bahwa kelemahan pelajar kita terletak pada
lemahnya kompetensi luas yang dimiliki, sekali lagi ironis. Karena lemahnya
pengetahuan mengenai sains dalam pendidikan sains di negara kita, selama ini
kompetensi ilmiah yang ditingkatkan pada siswa hanya kompetensi spesifik yang
mengintegrasikan kemampuan berpikir dasar siswa dengan konsep sains. Sedangkan
pengetahuan mengenai sains tidak diintegrasikan dalam kompetensi spesifik itu. Kompetensi
spesifik yang dimiliki siswa cenderung kurang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan kurang dapat digunakan untuk berpartisipasi di masyarakat,
karena konsep-konsep yang akan dipelajari dan masalah-masalah yang akan
dihadapinya nanti tidak sebatas konsep-konsep sains yang telah dimilikinya.
Sains
Dalam Kehidupan
Apabila kita
mengamati kenyataan yang nampak di sekitar kita, tidak dapat dipungkiri betapa
kuatnya pengaruh sains terhadap tata kehidupan manusia. Teknologi sebagai
bentuk penerapan produk sains, telah banyak memberikan perubahan baik perubahan
yang terasa bagi kemaslahatan kehidupan manusia maupun perubahan yang dapat
membahayakan kehidupan manusia itu sendiri. Beberapa dekade yang lalu, orang
yang memiliki handphone (HP) bisa
dihitung dengan jari. Saat ini, keadaan hampir terbalik, justru pemilik HP
mungkin lebih banyak, dan HP yang dimiliki saat ini dilengkapi fasilitas
aplikasi canggih. Ilustrasi ini hanya salah satu dari sederetan perubahan yang
terjadi dalam kehidupan manusia. Hal ini menggambarkan bahwa demikian besarnya
pengaruh perkembangan pengetahuan manusia tentang sains pada kehidupan manusia.
Terkait dengan itu, pastinya kita sependapat apabila dikatakan bahwa seluruh
kehidupan manusia dipengaruhi oleh perkembangan sains.
Apabila
kehidupan manusia dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan tentang sains, maka
pengetahuan tentang sains dari suatu bangsa akan dipengaruhi pula oleh
sejauhmana pengetahuan masyarakat dari bangsa tersebut tentang sains yang pada nantinya
akan mempengaruhi kualitas kehidupan bangsa tersebut. Artinya, kualitas
kehidupan suatu bangsa sangat tekait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM)
dari bangsa tersebut. Kenyataan yang kita hadapi dewasa ini dimana kita telah
memasuki era global menunjukkan bahwa persaingan yang terjadi bukan lagi dalam
hal penguasaan teknologi apalagi ketersediaan sumber daya alam, melainkan dalam
kualitas SDM. Teknologi bisa dibeli tetapi jika SDM-nya tidak menguasai
teknologi tersebut maka teknologi tersebut tidak ada artinya.
Secercah
Solusi Untuk Anak Ibu Pertiwi
Beranjak dari
kenyataan di atas, maka dalam upaya menyongsong kehidupan bangsa yang lebih
baik di era global yang penuh persaingan ini, tidak ada pilihan lain kecuali
kita harus berupaya meningkatkan kualitas SDM, yaitu SDM yang paham dengan
seluk-beluk sains, tangkas terhadap teknologi mutakhir, namun tetap berpijak
pada kekayaan budi pekerti sekaligus peka terhadap segi-segi kehidupan lainnya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, pendidikan memegang peranan yang sangat
penting.
Menjadi harapan
Ibu Pertiwi, melalui pendidikan sains mampu melahirkan anak-anak yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan, penuh prakarsa dan memiliki daya saing sehingga
mampu berkompetisi untuk meraih peluang dan tantangan dalam masyarakat global.
Dengan pendidikan sains mampu melahirkan manusia-manusia yang memiliki
kompetensi minimal yang dipersyaratkan untuk dapat hidup layak di era
persaingan bebas. Sebuah harapan pun terbesit “Semoga kita, anak-anak Ibu
Pertiwi, mampu memberikan kontribusi bagi perbaikan mutu pendidikan sains di
Indonesia secara keseluruhan!”, Amin.
*Mahasiswi FKIP Unila
Program Studi Pend. Matematika, angkatan 2009#Lomba Menulis Artikel Sains (Dec 18th,2010)
0 komentar:
Posting Komentar