"Pagiku cerahku matahari
bersinar
Kugendong tas merahku di pundak
Slamat pagi semua
Kunantikan dirimu
di depan kelasmu menantikan kami
Guruku tersayang guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Nyatanya diriku kadng buatmu marah
Namun segala maaf kau berikan"
Temanku pernah berkata
"kita mengajar anak orang seperti anak kita, nanti orang akan mengajar
anak kita seperti anak mereka." Menjadi
Guru itu bermakna dan mulia
sebab guru sebagai messager
(pemberi pesan), provider
(pemelihara), dan builder
(pembangun). Menjadi guru adalah cita-cita dan pilihan
hidup. Bagi seorang
guru anak didik yang dididiknya seakan-akan menjadi anaknya sendiri tanpa membedakan
agama, bangsa dan kaum.Kugendong tas merahku di pundak
Slamat pagi semua
Kunantikan dirimu
di depan kelasmu menantikan kami
Guruku tersayang guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku
Nyatanya diriku kadng buatmu marah
Namun segala maaf kau berikan"
Pertama kali mendengar lagu
ini dinyanyikan oleh murid-murid SMPN 1 M3, hati ini menjadi sayu, my tears was
overflowing. Nyanyian ikhlas dan tulus dari hati mereka. Dan kini teramat
sering lagu ini kudengar bahkan turut menyanyikan lagu ini bersama para murid,,
Guru mengajar ilmunya buat semua yang bergelar anak didiknya. Guru ingin melihat anak-anak didiknya berjaya suatu hari nanti. Guru tidak pernah lelah mencurahkan segala ilmu yang ada anak didiknya. Karena seorang Guru sadar ilmu yang bermanfaat yang diberikan kepada anak didiknya akan menjadi pundi-pundi pahala yg akan terus mengalir walaupun jasadnya telah tertimbun tanah. Menjadi tabungan untuk meringankan siksaan di akhirat kelak,,insyaAllah.
Banyak dari mereka tidak tahu sejatinya jam kerja guru tak terbatas. Jam kerja guru bukan hanya di kelas, bukan hanya di sekolah. Sampai-sampai waktu untuk keluarga terkurangi demi membuat soal-soal Try Out, mengoreksi pekerjaan siswa dan bahkan terkadang weekend pun terpakai untuk mendampingi anak – anak dalam suatu perlombaan.
“Guru adalah pembimbing anak murid.. Guru amanah Allah untuk mendidik manusia.. Berdiri dan hormatilah guru, dan berilah ia penghargaan. Seorang guru itu hampir saja merupakan utusan Allah (Penyair Mesir terkemuka, Ahmad Syauqi)”. Asbab itulah mungkin lirik terakhir dalam lagu ini digubah, guru bukan lagi pahlawan bangsa “tanpa tanda jasa” tapi guru adalah pahlawan bangsa “pembangun insan cendikia” yg jg patut mendapat penghargaan..
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti terima kasihku
Tuk pengaabdianmu..
Engkau s'bagai pelita dalam kegelapan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Membangun insan cendikia..
Seorang guru, ibarat mengibarkan bendera-bendera ke angkasa. Bendera itu adalah murid-murid. Kibarkan bendera itu setinggi-tingginya hingga sampai ke puncak kejayaan. Jangan berkecil hati jika suatu saat bendera yang dikibarkan tak menghormati sang pengibar benderanya. Jika ada anak-anak didik lupa pada gurunya, lupa pada orang yang hafal namanya, yang hafal nilai-nilainya, mungkin karena kita jugalah yang telah melupakan guru-guru kita.
Teruntuk kalian yg menjadi titipanNYA,
Students of TPA Jami' An-Nur Students of SMPN 1 M3 (SMPN 1 Marga 3) Students of SMP sTar (SMPN 1 Natar) Students of SDB (Sekolah Darma Bangsa) Setiap guru mengimpikan anak-anak didiknya berjaya lebih dari padanya. Tetaplah menjadi diri kalian sendiri, jangan terlalu risau dengan ucapan orang lain yang merendahkan ataupun melemahkankalian.
Gantungkanlah cita-cita kalian setinggi mungkin dan raihlah. Buktikan kalian mampu mengejar semua mimpi. Tak ada kata menyerah. Tak ada kata putus asa. Yang ada hanya usaha, do’a, dan ikhtiar. Berikan yang terbaik bagi keluarga, guru, sahabat dan orang-orang sekitar kalian. Teruslah belajar. Belajar dari buku-buku. Belajar dari keadaan. Belajar dari pengalaman. Belajar dari orang-orang sukses di sekitar kalian. Belajar yang tak kenal waktu dan tempat. Tidka ada orang yang menyesal gara-gara belajar. Yang ada hanya orang-orang yang menyesal karena tidak menggunakan waktu belajar dengan baik. Tidak ada orang yang pintar dan tidak ada orang yang bodoh. Yang ada hanya orang yang mau belajar dan orang yang malas belajar. Tidak ada orang sukses dan tidak ada orang yang gagal. Yang ada hanya orang yang mau berusaha dan orang yang putus asa.
0 komentar:
Posting Komentar